Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat diproses menjadi berbagai macam olahan. Semua bagian buah kelapa, mulai dari kulit luar hingga daging buah memiliki kegunaan tertentu. Sebagai contoh, daging buah kelapa yang telah tua dapat dimanfaatkan untuk membuat kopra yang merupakan komoditas ekspor. Selanjutnya untuk membuat vco dengan fermentasi, sebelumnya kopra telah diolah untuk diambil VCO. VCO merupakan bahan baku dalam pembuatan margarin dan sabun, serta dapat digunakan sebagai minyak makan. Limbah kopra yang berupa bungkil kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak.
VCO sudah dikenal sejak lama dan memenuhi lebih dari 10% kebutuhan minyak nabati di dunia. VCO berwarna bening dan kuning muda kecokelatan. VCO terdiri atas gliserida, yaitu persenyawaan antara gliserin dan asam lemak, terutama asam lemak rendah. Disamping itu, VCO juga mengandung asam-asam lemak bebas.
Proses Pembuatan VCO
1. Metode Tradisional
Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Ada berbagai cara dalam proses pembuatan minyak, baik secara tradisional maupun secara modern. Meskipun masih banyak orang yang menggunakan dengan cara tradisional karena prosesnya tidak terlalu rumit dan tidah mahal, pembuatan VCO secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian karena dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dalam proses pembuatan VCO dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna minyak yang kurang baik. Nah, dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan VCO yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut di atas.
2. Secara Modern
Metode ini didasarkan pada penemuan bioteknologi sederhana, yaitu penggunaan Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini lebih dikenal dengan Pembuatan VCO dengan Menggunakan Ragi atau Pembuatan VCO secara Fermentasi.
Dalam pembuatan VCO secara fermentasi ini sebetulnya yang diperlukan adalah enzim-enzim yang dihasilkan dari jamur Saccharomyces sp. Enzim yang telah diproduksi oleh jamur ini dilepaskan ke lingkungan sekitar jamur untuk menghancurkan substrat tempat tumbuhnya senyawa-senyawa organik dapat larut. Subtrat yang dihancurkan ini pada umumnya beruapa senyawa karbohidrat. Di dalam endosperm biji kelapa. Minyak umumnya terdapat berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan Saccharomyces sp , maka minyak maupun protein masing-masing akan terlepas. Minyak akan berada di permukaan karena memiliki BJ yang lebih ringan, sedangkan proteinnya akan mengendap. Protein yang mengendap inilah yang selanjutnya oleh orang sunda disebut sebagai galendo.
Untuk meningkatkan rendemen minyak dapat dilakukan modifikasi proses pembuatan minyak klentik, yaitu dengan menggunakan ragi, baik roti maupun ragi tape. Ragi dapat memecah karbohidrat sehingga menghasilkan asam. Asam yang terbentuk dapat mengkoagulasi protein santan. Ragi juga mengandung enzim proteolitik. Enzim proteolitik dapat menghidrolisis protein yang menyelubungi globula lemak pada emulsi santan, sehingga VCO dari santan terpisah.
Pembuatan VCO secara fermentasi memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan cara tradisional. Pada cara tradisional, rendemaan yang diperoleh sekitar 156-17%, sedangkan dengan cara fermentasi rendemen yang diperoleh sekitar 22-24%. Selain itu, pembuatanVCO secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat mengehmat bahan bakar, dan menghasilkan VCO yang berwarna jernih dengan kualitas memenuhi standar minyak Indonesia. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa keberhasilan pembuatan VCO dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtrat, jenis ragi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp.
Cara Membuat VCO dengan Fermentasi
Berikut langkah dalam membuat VCO secara fermentasi:
Alat yang Dibutuhkan:
- Stoples plastik yang dilubangi dan dihubungkan dengan slang plastik sepanjang 20 cm.
- Waskom
- Saringan
- Gelas ukur
- Beker glass
- Timbangan
- Termometer
Bahan
- Kelapa yang telah diparut sebanyak 1 kg.
- Air hangat dengan suhu 50°C-600°C
- Ragi roti (permifan)
Baca Juga: Cara Membuat Virgin Coconut Oil Mudah dan Pasti Berhasil
Cara Membuat VCO dengan Fermentasi
1.) Pembuatan Krim Santan
- Hal pertama yang harus dilakukan yaitu memarut kelapa. Proses pemarutan kelapa sendiri bisa dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan atau agar lebih mudah bisa menggunakan mesin pemarut kelapa.
- Kelapa yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50°C-600°C) sebanyak satu liter, kemudian diperas hingga diperoleh santan sebanyak 1, 5 liter. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, ampas yang diperoleh dapat disiram lagi dengan air hangat sebanyak 0,5 liter, kemudian diperas kembali.
- Santan yang diperoleh dimasukkan ke dalam stoples yang telah dihubungkan dengan selang plastik pada bagian dasarnya.
- Tutuplah stoples yang telah bersisi santan dengan kertas agar tidak banyak terkontaminasi, kemudian simpan selama 6-12 jam agar terjadi pemisahan antara air dengan krim santannya.
- Setelah air dan krim santan tampak terpisah, buanglah airnya melalui selang pada bagian dasar stoiples, sehingga tertinggal di dalam stoples hanya krim santannya saja.
2.) Fermentasi dan Inkubasi
- Timbanglah krim santan yang diperoleh, kemudian tambahkan ragi roti sebanyak o,5% dari berat krim santan tersebut dan aduk-aduklah hingga merata.
- Tutup dan simpan lah krim santan yang telah dibeli ragi di dalam ruang inkubasi dengan suhu 300°C selama 24 jam. Selama inkubasi ini proses fermentasi oleh ragi akan berlangsung.
- Setelah masa inkubasi mencapai 24 jam, VCO yang terbentuk akan tampak berada di permukaan. Pisahkan VCO tersebut dari bahan-bahan lain yang mengendap di bawahnya, kemudian panaskan selama 10-40 menit.
Catatan:
- Untuk memperoleh VCO yang berwarna jernih sebaiknya sebelum diparut kelapa yang akan digunakan dikupas terlebih dahulu, sehingga bagian yang putihnya saja yang diparut.
- Inkubasi selama 24 jam bukan merupakan waktu yang maksimum, agar diperoleh VCO dengan jumlah yang sangat maksimum inkubasi dapat diteruskan hingga satu atau dua hari berikutnya.
- Krim santan yang baik setelah difermentasi selama 24 jam tidak menimbulkan bau tak sedap. Timbulnya bau tak sedap pada krim santan yang telah difermentasikan menandakan bahwa krim tersebut telah terkontaminasi.
- Apabila pemisahan minyak dari bahan-bahan yang mengendap di bawahnya sulit untuk dilakukan, untuk menghentikan proses fermentasi minyak dengan bahan-bahan yang mengendap tersebut dapat dipanaskan pada oven yang bersuhu 800°C selama sekitar 15 menit.