Banyak yang sudah mengetahui kelebihan pupuk kompos,namun banyak yang bingung bagamana cara membuatnya. Yuk simak bagamaina cara membuatnya!
Cara Membuat Pupuk KomposÂ
Pupuk kompos sangat berhubungan dengan Kualitas atau kesuburan dari Tanaman atau sayuran.Apalagi di saat pandemi virus saat ini,para konsumen sedang gencar gencarnya membeli dan  mencari tanaman atau sayuran yang memiliki khasiat atau protein yang dapat menjaga kualitas Imunitas tubuh mereka supaya kebal dari virus dan penyakit lainya.
Konsumen atau pembeli cenderung akan lebih memilih membeli tanaman atau sayuran yang masih subur dengan harapan khasiatnya atau kandungan Proteinnya masih terjaga atau lebih bagus daripada membeli tanaman yang terlihat layu .
Oleh sebab itu, menjaga kesuburan tumbuhan supaya tidak layu sangatlah penting supaya kadar atau kandungan manfaat pada tumbuhan tersebut dapat terjaga kualitasnya atau menjadi lebih baik.Ada beberapa cara menjaga Tanaman supaya tetap subuh salah satunya membuat pupuk untuk tanaman.
Sebelum ke cara membuat pupuk kompos,mari kita ketahui terlebih dulu apa itu Pupuk Kompos, kandunganya dan apa manfaatnya bagi tumbuhan kita.
Apa yang Dimaksud Pupuk dan Kompos ?
Pupuk adalah bahan yang dibutuhkan oleh tanaman baik diperkebunan atau pertanian untuk menyuburkan tanah. Bertujuan agar tanaman menjadi lebih subur dan tidak layu karena unsur hara yang tercukupi.
Sedangkan Kompos adalah pupuk yang dihasilkan atau dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati baik hewan atau tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai. Organisme pengurai  berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Selain Pupuk dan Kompos ada juga yang disebut pengomposan yang berarti proses bahan organik yang mengalami penguraian dengan dibantu oleh bakteri sebagai sumber energinya.
Baca juga Cara Membuat Kompos Jenis Vermikompos yang Ramah Lingkungan.
Kandungan Pupuk Kompos
Pupuk Kompos memiliki banyak kandungan yakni unsur hara MAKRO ( N, P, k, Ca, Mg, S ) dan hara MIKRO ( Fe, Cu, Mn, Mo, Zn, Cl, B ).  Namun jika di bandingkan dengan pupuk kimia buatan, kandungan haranya lebih rendah, sehingga diperlukan pupuk yang banyak dalam pengaplikasiannya.
Dan juga, kompos dapat menjadikan tanah menjadi lebih subur dan pada pupuk terdapat  kandungan senyawa organiknya asam humat dan asam fulfat yang bermanfaat untuk memicu pertumbuhan tanaman kita.
Jenis Jenis Pupuk Kompos
1. Pupuk Kompos Aerob
Pupuk kompos ini dibuat dengan proses biokimia yang melibatkan oksigen.Sisa tanaman dan kotoran hewan menjadi bahan baku utama dalam pembuatan Pupuk kompos Aerob ini.
Proses pembuatan Aerob ini memperlukan waktu sekitar 40 sampai 50 hari.Lamanya waktu dekomposisi bergantung pada jenis dekomposer dan bahan baku pupuk yang dipakai.
2. Pupuk Bokashi
Pupuk bokashi adalah anaerob yang paling terkenal. Ciri pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yakni  efektif mikroorganisme (EM4) . Inokulan terdiri dari campuran jenis jenis mikroorganisme yang dapat mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan juga efektif.
3. Vermikompos
Vermikompos adalah produk pupuk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan yakni cacing tanah yang berjenis Lumbricus, belatung (maggot black soldier fly) atau jenis lainnya. Vermikompos dapat dibuat dengan cara memberikan bahan organic kepada cacing tanah sebagai pakan. Hasil  dari Kotoran cacing tanah inilah yang disebut vermikompos.
4. Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari pengomposan basah. Untuk  prosesnya bisa berlangsung dengan aerob atau anaerob. Pupuk organik cair ini dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman.ketika akan melakukan Penyemprotan pupuk organik cair pada daun pastikan menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Jika berlebihan akan berakibat kelayuan daun dengan cepat.
Kelebihan dari Pupuk Kompos
- Dapat meningkatkan kesuburan tanah.
- Membantu memperbaiki karakteristik dan struktur tanah.
- Dapat membantu meningkatkan aktivitas mikroba pada tanah.
- Bisa meningkatkan daya serap air tanah.
- Dapat membantu meningkatkan kualitas hasil panen.
- Membantu menyediakan unsur hara pada tanah.
- Membuat tanah menjadi gembur dan tidak keras.
- Menjaga dari beberapa penyakit tanaman.
- Menyediakan vitamin dan hormon yang dibutuhkan tanaman.
- Mempunyai nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya.
- Meminimalisir polusi udara yang disebabkan dari pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik karena akan dibusukan oleh bakteri metanogen.
Kekurangan dari Pupuk Kompos
- Penggunaan yang cenderung boros atau banyak karena jumlah kandungan unsur hara yang sedikit.
- Jika penggunaan yang banyak maka akan berpengaruh pada meningkatnya biaya pembuatan pupuk. Proses pengomposan yang dilakukan juga menjadi lebih mahal.
- Jika tanah sudah tidak sehat, maka kebutuhan akan kompos akan semakin meningkat.sehingga berpengaruh pada meningkatnya biaya operasional pembuatan pupuk kompos.
Prosedur Pembuatan Pupuk Kompos
Setelah mengetahui pengertian,kandungan serta kelebihan dan kekurangan.Selanjutnya kita akan mempelajari tentang cara membuat pupuk kompos,mulai dari bahannya , prosedur atau proses pembuatanya dan juga Faktor factor yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan pupuk kompos.
Berikut Bahan Untuk Membuat Pupuk Kompos
Sebelum ke cara membuat pupuk kompos mari kita ketahui terlebih dulu Bahan bahan yang dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos,sebagai berikut:
- Sisa makanan mulai seperti sayur-sayuran hingga daging busuk
- Kertas bekas atau tisu yang tidak terpakai lagi
- Daun dan rumput
- kayu
- Bumbu dapur kadaluarsa
- Bulu hewan
- Potongan rambut makhluk hidup
- kotoran hewan
Langkah Pembuatan Pupuk Kompos :
- Siapkan sampah yang akan diolah menjadi pupuk kompos.
- Pisahkan sampah organik (sisa makanan/dedaunan) dengan sampah plastik. Hanya Sampah organik yang digunakan sebagai pupuk kompos.
- Sediakan wadah berukuran besar sebagai tempat membuat pupuk kompos. Jangan lupa wadah harus dilengkapi dengan penutup supaya pupuk tidak terkontaminasi.
- Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang sebelumnya telah berisi dengan sampah organik.
- Siram permukaan tanah tersebut dengan air secukupnya.
- Sampah Organik yang sudah disiapkan tadi di cacah sampai menjadi potongan potongan,akan lebih mudah jika menggunakan Mesin Pencacah Kompos ,lalu dimasukan ke dalam wadah.
- Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan sampah setara dengan ketebalan tanah
- Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan sebagai penutup sampah.
- Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu.
- Setelah itu pupuk kompos sudah dapat digunakan.
Faktor Keberhasilan Kompos
Supaya pembuatan pupuk kompos dapat berhasil dan menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas, maka perlu diperhatikan faktor-faktor berikut ini:
1. Rasio Carbon / Nitrogen
Pengurai bahan organik memperlukan nitrogen dan karbon sebagai energi untuk pertumbuhan dan pembentukan protein.Dibutuhkan rasio Carbon / Nitrogen sebesar 20:1 hingga 30:1 supaya pengomposan dapat berhasil.
Nilai C/N bahan organik diusahakan sama agar tanaman dapat menyerap pupuk dengan baik. Biasanya kita perlu menurunkan kadar C/N sampah organic kurang dari 20 agar sama atau sesuai dengan C/N tanah. Dan juga, kadar C/N yang berlebihan atau terlalu tinggi dapat mempengaruhi proses pengomposannya menjadi semakin lama.
2. Ukuran Partikel
Jika semakin kecil dan homogen ukuran partikel, maka akan mempengaruhi proses pembuatan kompos semakin cepat. Ukuran partikel kecil dan homogen memiliki luas permukaan yang lebih luas jika dibanding dengan partike berukuran besar.
5 hingga 10 cm  adalah ukuran partikel yang ideal, sehingga mikroorganisme dekomposer akan lebih cepat menguraikan bahan-bahan organik.
3. Aerasi
Yakni proses penambahan oksigen ke air dengan cara udara dan air dibawa  ke dalam kontak yang dekat, dengan memberikan gelembung halus udara dan membiarkannya naik melewati air atau bisa juga dengan cara menyemprotkan air ke udara .
Supaya proses pengomposan dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka memerlukan suplai oksigen atau aerasi yang baik. Dikarenakan Bakteri mikroba memerlukan sirkulasi oksigen selama melakukan proses penguraian.
Oleh Karena itu, diperlukan pembalikan timbunan bahan organik saat proses penguraian supaya bakteri dapat mendapatkan oksigen dan dapat menjangkau ke seluruh bahan kompos.
4. Porositas
Merupakan ukuran ruang kosong diantara tumpukan materian bahan organik. Besar ukuran dan banyaknya rongga pada proses pengomposan bertujuan untuk mengalirkan pasokan oksigen supaya sampah tidak menjadi jenuh. Pengomposan dapat terganggu jika rongga-rongga tersebut tersisih air.
5. Kelembaban
Kelembaban pada bahan organik berpengaruh terhadap proses pengomposan. Timbunan bahan pupuk harus selalu lembab supaya mikroorganisme tetap hidup. Kandungan lengas yang digunakan diantara 50% sampai 60% dikarenakan kelembaban harus sesuai, tidak berlebih ataupun kurang.
Kadar air yang berlebih akan mengakibatkan volume udara berkurang sehingga aerasi akan terganggu, sedangkan kekurangan kadar air dapat menghentikan aktivitas dari mikroba pengurai.
6. Suhu
Suhu memegang peranan penting Dalam proses pengomposan  supaya proses dekomposisi dapat berhasil. Proses penguraian akan menyebabkan peningkatan suhu hingga sampai 70%. Hal tersebut dipengaruhi oleh volume timbunan pada permukaan sehingga diperlukan penentuan ektinggain timbunan bahan organik.
Semakin tinggi volume sampah pada permukaan, maka semakin tinggi suhu panas yang terisolasi dan akan membuat proses pengomposan menjadi lebih cepat.
7. pH
Seluruh bahan organik yang ber-pH 3 sampai 11 dapat dijadikan pupuk kompos, namun idealnya bahan yang baik untuk kompos adalah bahan dengan ph 5,5 sampai 8. Kondisi ini sesuai dengan mikroorganisme yang lebih menyukai pH netral, sedangkan jamur yang menyukai pH asam. Pada saat proses pengomposan, pH akan berubah dari awalnya yang bersifat asam menjadi netral pada tahap akhir pada proses pengomposan.
8. Unsur Hara
Perlu diperhatikan kandungan hara dari bahan bahan yang akan digunakan untuk membuat pupuk kompos. Semakin kaya kandungan hara maka aktivitas mikroba dalam proses dekomposisi akan semakin cepat dan akan lebih bermanfaat bagi tanaman.
9. Bahan Berbahaya
Ada kemungkinan jika bahan alami yang akan dibuat kompos dapat mengandung unsur berbahaya. Kita perlu memilah dan menghindarkan pengomposan dari bahan berbaya yang sulit diuraikan, seperti plastik, logam, batu, dan bahan lain yang yang mengandung racun dan tercemar.
10. Lama Pengomposan
Jenis bahan yang digunakan mempengaruhi lama waktu pengkomposan, proses pengolahan serta jenis mikroba dalam proses dekomposisis. Setidaknya memperlukan waktu 2 sampai 3 bulan untuk mendapatkan hasil pupuk kompos yang berkualitas baik.
Demikian dulu dari Artikel Kali ini.Diatas sudah ditampilkan dari pengertian, kandungan, kelebihan dan kekurangan serta prosedur cara membuat pupuk kompos.dengan ilmu yang ditampikan diatas semoga dapat kita terapkan untuk tumbuhan atau sayuran kita dengan harapan tumbuhan atau sayuran kita menjadi subur serta terjaga kualitas kandungannya dan juga dapat memberikan manfaat kembali ke kita semua,Terimakasih telah membaca artikel kali ini dan selamat mencoba ya!